Hampir setengah tahun lebih aku berteman dengan Icha, gadis imut dan manja itu tak terasa ada dihatiku. Kami sangat dekat sekali sampai-sampai teman-teman sekelasku menganggap Icha sebagai adikku. Dulu bisa dibilang aku cowok yang pendiam tapi setelah kedatangan Icha disampingku aku jadi sedikit berubah, Icha selalu memberi warna disetiap hari-hariku.
Pagi itu aku melihat ke bangku Icha yang belum terlihat juga batang hidungnya, selang beberapa menit Icha pun datang sambil menekuk wajahnya.
"Kenapa Cha, lo belom ngerjain PR Matematika yah?" tanyaku.
"Bukan itu... kalo itu sih udah selesai dari kemarin... " jawabnya sambil ngambek.
"Terus kenapa donk... sampe-sampe mukanya kusut gitu?" ledekku.
"Gue berantem sama cowok gue... " jawab Icha sebel. Tubuhku rasanya seperti tersiram air panas yang sangat panas ketika mendengar jawaban itu keluar dari mulut mungilnya. Ternyata selama ini Icha sudah mempunyai kekasih. Dengan menahan rasa kaget aku pun kembali bertanya. "Emang masalahnya apa sampe lo berantem?"
"Ternyata selama ini Indra ngeduain gue, dia itu bener-bener playboy" jawabnya sambil marah-marah saking sebelnya. Aku tau walau Icha itu anak manja tapi dia bukan tipe cewek cengeng, paling-paling sebelnya segede gunung hehe...
----------------------------------------------oOo--------------------------------------------------
Keesokannya Icha menghampiriku sambil terlihat bahagia diwajahnya. Mungkin dia sudah baikan sama pacarnya itu, pikirku.
"Hai Dimas, lo tau gak kenapa hari ini gue seneng banget... " tanya si imut itu.
"Gue coba tebak... hari ini pasti ultah lo yah?" jawabku ngaco dan Icha cuma menggelengkan kepalanya dan membuka mulutnya. Rasanya aku ingin menutup kupingku saat itu juga karena aku belum siap mendengar cerita Icha.
"Elo tau gak, semalem gue minta putus sama Indra. Gue nggak mau dia cuma mainin gue doank ... " Icha bercerita dengan ceria sekali. Kalo kabar itu sih aku juga seneng, kirain mau ngomong apa, jawabku dalam hati. Tapi... tunggu, tunggu... bukannya kalo orang putus kan sedih, tapi Icha kenapa seneng banget yah....
"Kok elo malah seneng sih Cha... ?" tanyaku penasaran
"Iya seneng lah... gue kan jadi bisa bebas, lagian gue udah bilang sama Indra kalo gue juga udah punya penggantinya dia ... " jawab Icha lagi. Haaaah..... apaaaa? pengganti....Kenapa sih jawabannya Icha selalu bikin gue bingung.
----------------------------------------------oOo--------------------------------------------------
Jam berganti jam, hari berganti hari tapi Icha tak juga memberitahu siapa yang jadi pengganti cowoknya itu. Pengennya sih nanya langsung tapiiii aku takut Icha marah karena mau tau aja urusan dia.
Sore itu aku dan Icha sepakat untuk shoping bersama ke salah satu tempat yang ramai di Jakarta. Dari nonton, belanja, makan, dan yang berbau kebersamaan telah kami lakukan. Memang sih pergi berdua seperti ini sudah kami lakukan berkali-kali tapi kali ini aku merasa berbeda, aku merasa sudah pacaran sama Icha dan rasanya ingin selamanya begini.
Karena hari sudah lumayan gelap kami putuskan shoping kali ini cukup sampai disini. Kami berjalan ke basement di lantai paling bawah. Kami mendengar ada suara yang memanggil nama Icha. Icha pun menoleh kearah suara tersebut begitu juga aku. Ada seorang cowok yang berlarian menuju kami, secepat kilat tangan Icha melingkar ketanganku, dalam hati aku bertanya-tanya siapa sih cowok itu? apa dia orang jahat? tapi aku cuma diam saja.
Cowok itu berhenti tepat didepan kamu dan menatap lama kearahku.... Lalu cowok itu berkata yang kata-katanya tak lebih seperti mengejek. "jadi... ini Cha cowok yang lo maksud???" perkataan cowok itu membuat aku bingung, benar-benar bingung dan penuh tanda tanya...
"Cowok kayak gini yang ngegantiin gue Cha?" tanya cowok itu lagi. Aku baru mengerti sekarang kalau cowok ini adalah Indra pacarnya Icha,, eeh salah, maksudku mantannya Icha...Sepertinya Icha tak menanggapi pertanyaan Indra. Icha langsung mengajakku untuk pergi. Tapi Indra berkata, "Cha... lo belom jawab pertanyaan gue?" mendengar kalimat itu Icha berhenti dan berbalik kearah Indra.
"Elo bisa liat gak sih?" kata-kata Icha itulah yang membuatku kaget pake banget. Itu berarti .... "Udah jelas kan sekarang... gue mau pulang aah udah malem" Icha berkata sambil berjalan meninggalkan Indra yang terpaku sendiri disana.
"Cha.. maksud lo apa yang tadi itu... " belom sempet pertanyaanku selesai, Icha sudah menjawabnya. "Gue serius kok..." sambil masuk ke mobil, aku pun mengikuti Icha masuk ke mobilku. "Apa? gue gak salah denger?" kataku tersenyum kepadanya lagi. yang ditanya malah cemberut. "Coba bilang sekali lagii.." kataku tak percaya.
"Enggak aah... cewek itu dilarang ngomong kaya gituan, apalagi sampe dua kali..." katanya sambil pura-pura ngambek. "Jadi pengennya gue nih yang ngomong??" tanyaku ngeledek.
"Terserah.... kalo gak kepengen, ya gue pulang sama Indra" Icha menjebak. "Oke,, tapi jelasin sedikiiit aja kenapa lo bisa ngomong kaya tadi?" pintaku dan Icha mengangguk
"Ehmm... karena lo baik, pinter, dan dewasa dibandingkan gue.. dan yang paling penting lo itu jenius banget... So, gue jadi bisa nyontek deh.. hehhee" jelasnya diiringi candaan.
"Dasar..." kataku sambil mengjitaknya. "Mangkanya belajar yang rajin donk...."
"Iya... iyaa... tapi walau bagaimanapun juga gue nggak bakal bisa ngalahin lo kan... " Aku tersenyum bangga. "iiih... Ge-er,, yaudah sekarang ngomong..." pinta Icha
"Gue suka.... kita kayak gini, gue cintaaaa... manja lo, gue sayaaaang... sama lo. kalo lo sama dia, gue..... hmmm... mau pulang aaaaahhhh....hehhe" aku langsung menjalankan mobilku dan ....
"Aaah...... Dimas jahat.... yang terakhir belom tuuuh...." kata Icha sambil mukulin aku sampai tulang-tulangku hancur, padahal sih pake bantal, hehhe....
Semenjak itu hubungan aku dan Icha nggak tau harus dibilang apa, mau dibilang pacaran, saudara, teman, kakak-adik, atau apapun kami terima karena kami saling percaya satu sama lain. Karena itulah yang membuat kami bertahan dan bahagia
The End
Created by Q-One