Setelah selesai kuliah, seperti biasa kami (aku, a Ahmad Dimyati (Banten), kak Sowanto (Bima, NTB), dan teh Leli (Sumedang)) berdiskusi materi kuliah yang baru saja selesai, yaitu mata kuliah Geometri. Ketika sedang asyik berdiskusi, kami dikagetkan oleh teguran salah satu karyawan di gedung Pusat TIK UPI, "punten aa dan teteh, waktu berkunjungnya sudah habis, sudah jam 5 sore lewat". Lalu pun menjawab, "iaa pak, maaf yah kami khilaf hehe... makasih yah pak sudah mengingatkan".
Perjalanan pulang pun kami memilih melewati masjid Daarit Tauhid karena waktu udah mepet maghrib.. sepanjang perjalanan kami berdebat untuk hadir atau tidak dalam kajian rutin malam jum'at bersama Aagym.. karena pada kajian sebelumnya Aagym berkata bahwa beliau kemungkinan tidak bisa mengajar dipertemuan berikutnya karena beliau sudah berangkat melaksanakan rukun Islam yang ke-5... namun ketika akhirnya kami memutuskan untuk shalat mahgrib di masjid Daarut Tauhid hanya shalat maghrib lalu pulang ke kosan masing-masing, dan ternyata yang mengimami shalat kami adalah Aagym sendiri.. ba'da shalat kami langsung duduk ditempat kami shalat sambil mendengarkan kajian dari Aagym...berikut rangkuman isi kajiannya:
Khasiat Ayat Kursi:
1. Baca setelah shalat, Maka jarak antara kamu dan surga hanyalah kematian.
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْت
“Barangsiapa membaca ayat kursi setelah setiap shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya dari masuk surga selain kematian.”
(HR. ath-Thabrani no. 7532, dihukumi shahih oleh al-Albani)
Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan setan yang mencuri harta zakat, disebutkan bahwa setan tersebut berkata,
“Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang Allah memberimu
manfaat dengannya. Jika engkau berangkat tidur, bacalah ayat kursi.
Dengan demikian, akan selalu ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan
tidak akan mendekatimu sampai pagi.”
Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau berkata,
“Sungguh ia telah jujur, padahal ia banyak berdusta.” (HR. al-Bukhari no. 2187)